Rabu, Juli 06, 2011

Melangkah Ke Kampus Ganesha....

Jalan-jalan ke kampus ITB tak pernah saya bayangkan terlebih jalan-jalan ke sana bukanlah “Jalan-Jalan Biasa”. Jauh-jauh pula dari Bogor menuju Bandung, 3 jam lama perjalanan sampai ke terminal leuwi Panjang belum lagi berganti kendaraan yang dinamakan Bus Damri menuju kampus ITB tepatnya dipemberhentian jalan Ganesha.
Saya juga melakukan napak tilas perjalanan “Sekolahnya” salah satu idola saya Pak Habibie. Sebenarnya di salah satu acara di Tvone “Nostalgia”. Ketika itu ditayangkan napak tilasnya Pak Habibie dimulai dari SMAnya di Dago, memasuki gerbang kuliah di kampu ITB kemudian menuju Jerman.
Dari bis Damri tersebut, saya melewati SMAnya Pak Habibie dulu di Dago tak jauh dari sana tibalah saya di kampus ITB. Sekelebat perjalanan Pak Habibie di acara tersebut memasuki ingatan saya kembali. Alhamdulillah saya bisa melihat lebih dekat perjalanan idola saya.
Kesempatan itu datang melalui teman saya lewat Facebook, beliau bilang ada acara “StudentsxCEOs Summit 2011” kemudian saya browsing. Setelah melihat CEO-CEO yang akan hadir yang juga saya kagumi “Sandiago Uno” dan “Hasnul Suhaimi”. Sayapun terpikat untuk ikut acara ini. Sampailah saya pada salah satu cara untuk ikut acara ini, yaitu dengan mengirim ide bisnis atau ide sosial.
Harga tiket resmi untuk ikut acara tersebut Rp 200.000, cukup mahal memang tapi kalau teman-teman ITB yang buat acaranya saya yakin cukup sebanding dengan kualitas acaranya. Finally, saya bilang sama teman saya yang memberi info itu bahwa saya akan ikut lomba ide bisnisnya. Bodo amat mau menang atau kalah pikir saya. Bukankah keberuntungan itu karena ada kesempatan dan usaha. Kesempatan di depan mata, saya cuma harus berusaha toh...!!!
Akhirnya sehari penuh sebelum mengirimkan ide tersebut, saya melakukan riset melalui Prof. Google. Setelah diskusi cukup lama dengan Prof. Google dan bertanya pada beberapa kakak kelas akhirnya saya putuskan untuk mengirmkan ide bisnis dengan judul “Biofuel dari Minyak Jelantah”, dasar yang saya ambil adalah Go Green Business dan Ide bisnis pun terkirim melalui email di detik-detik terakhir menjelang penutupan pengiriman ke panitia.
Menunggu dan terus memantau... Akhirnya, saat sedang iseng browsing di rumah ketika minggu sore itu. Tertetalah nama saya “47. Arys Agusman-Bioeful dari Minyak Jelantah” dan saya masuk “Top 50 Submission Ideas” padahal sebelumnya di wall yang dibuat panitia saya bilang “Hopefully, I am one of them” dan alhamdulillah saya memang salah satu dari mereka, 50 besar itu.
Menutup tulisan ini... Sebenarnya banyak hal yang saya pelajari dan setelah saya renungkan summit di ITB ada kaitannya dengan seminar di UI oleh Prof. Subroto, Prof. Emil Salim dan lainnya yaitu mengentaskan kemiskinan di Indonesia melalui lembaga keuangan mikro. Ah, jadi terpikir oleh saya next step nanti saya akan buat perusahaan keuangan berbasis pemberdayaan masyrakat miskin agar Indonesia Tanpa Kemiskinan. Tapi satu hal yang juga membuat saya senang saya bisa berkenalan dengan banyak orang disana, para pemuda, mahasiswa yang mempunyai impian-impian besar, ide-ide hebat juga kreatif.

Selasa, Mei 17, 2011

Orang-orang Salih itu... Allah selalu bersama mereka....

Saya teringat sebuah hadits dari kitab Riyadus Shalihin yang biasa dibacakan ba’da subuh di Asrama dulu. Sebuah kisah dari Abu Bakar As Shiddiq yang begitu salih selalu ingin terdepan dalam setiap amalan yang ditawarkan oleh Rasulullah SAW sampai-sampai Umar Al Faruq pun tertegun dan begitu hormat ke pada beliau.

Sesungguhnya menjenguk orang sakit adalah salah satu dari jalan surga. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Siapa di antara kalian yang berpuasa di pagi ini?"

Abu Bakar menjawab, "Saya."
Beliau bertanya, "Siapa di antara kalian yang sudah menjenguk orang sakit hari ini?"
Abu Bakar menjawab, "Saya."
Beliau bertanya lagi, "Siapa di antara kalian yang telah menghadiri jenazah di pagi ini?"
Abu Bakar menjawab, "Saya."
Beliau bertanya lagi, "Siapa di antara kalian yang telah memberi makan orang miskin di pagi ini?
Abu Bakar menjawab, "Saya".
Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Tidaklah semua ini terkumpul dalam diri seseorang ekcuali pasti ia masuk surga." (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 88) .

Subhanallah... Abu Bakar begitu mulia sampai-sampai pernah dulu saking begitu ingin mengikuti perbuatan beliau, tapi ternyata agak sulit juga ternyata.

Kemudian saya pun mendapatkan hadits yang lain yang saya simpulkan bahwa setiap muslim harus memiliki amalan terbaiknya dan surga pun akan dimasuki dari amalan terbaiknya itu, ada yang memasuki surga dari pintu amalan shalat (berusaha menjaga shalat berjamaah dan tepat waktu), pintu amalan puasa (menjaga puasa baik itu sunnah dan wajib), pintu amalan dzikir daln lainnya.
Suat saat saya pun bertanya kepada diri saya “Ya, Merenung”, sebuah pertanyaan pun muncul “Apa Amalan terbaik saya yang bisa buat Allah selalu mengabulkan do’a saya, menginzinkan saya masuk surganya bahkan menghapuskan dosa-dosa saya...???”.

Kawan hari selasa kemarin, rasanya saya tertunduk malu kepada seorang teman yang kalian kenal yang selalu mengingatkan kita untuk berpuasa sunnah Ayyamul Bidh. Subhanallah... Puasa Sunnah Ayyamul Bidh mungkin adalah amalan terbaiknya. Ibu beliau pun berkata kepada saya bahwa beliau selalu menjaga puasa sunnahnya bersama adiknya.

Menurut keterangan dari pihak rumah sakit perkembangan pemulihan beliau sangat cepat bahkan jarang sekali kejadian perkembangan yang seperti ini. Mungkin karena malan salihnya itu yang dia jaga dengan baik, Allah selalu bersamnya.

Tahukah kalian, ibunya pun bercerita bahwa suatu hari dia ingin sekali menggunakan Handphonenya dan ternyata dia mengirimkan sms kepada kita yang memang sering beliau sms. Isi smsnya setengah betul tulisannya dan setengah lagi error. Subhanallah saya tertegun kembali, meski ingatannya hilang sebagian tapi Allah menjaga memori amalannya mungkin.

“Hanya sekedar mengambil hikmah dari perenungan saya dari menjenguk seorang kawan”...
“Begitulah seorang Pengembara Masa, mencoba mengambil hikmah dari setiap kejadian” -Bogor, 18 Mei 2011- Hari kedua Ayyamul Bidh bagi yang berpuasa.

Pengembara Masa
arys.agusman@yahoo.co.id

Kamis, Juli 22, 2010

Masih bertahan dengan idealisme Saya....

Saya masih bertahan dengan idealisme Saya....
Bismillah... Dunia kerja itu memang unik, sepanjang merasakan dunia kerja di tempat yang lalu ternyata ada saja orang-orang yang meninggalkan idealismenya dulu selagi menjadi mahasiswa bahkan yang dulunya tergabung menjadi ADK kampus pun bisa ikut-ikutan menggalkan idelalismenya. Saya selalu berharap saya bukan bagian dari meraka.
Senin yang lalu tepatnya saya mendapat tawaran untuk interview di sebuah perusahaan dengan lowongan MT (Management Trainee). Saya pun mendatangi perusahaan tersebut untuk interview di daerah pantai indah kapuk, berangkat dari Bogor dengan bis tujuan Kalideres saya turun di halte grogol kemudian melanjutkan dengan angkutan umum berwarna merah ke pantai indah kapuk. Ketika pulang dari sana saya berpikir untuk naik kereta saja ke stasiun Jakarta Kota, ternyata lebih dekat.
Sesuai judul di atas saya ingin bicara tentang idealisme saya sebagai muslim. Akhirnya saya sampai di tempat tersebut seperti biasa dengan kebiasaan datang minimal setengah jam lebih pagi dari jadwal yang ditentukan, setelah bertegur sapa dengan resepsionis perusahaan tersebut saya diminta menunggu sebentar dan kemudian bertemu dengan salah satu manajer perusahaan tersebut. Berbeda dari yang sudah-sudah interview kali ini lebih santai dan manajer tersebut bercerita income yang bisa didapat berkerja pada bidang ini, informasi saja income manajer tersebut mencapai Rp 450.000.000 per bulannya.
Seiring penjelasan dari manajer tersebut, Saya pun mulai tahu bahwa ini adalah perusahaan sekuritas non saham kalau tidak salah karena beliau bilang perusahaan sekuritas itu ada dua; satu yang bergerak di bursa saham dan satu lagi valuta asing. Dalam pikiran saya bidang ini secara islam hukumnnya haram yang saya ketahui, karena semakin penasaran saya tanyakan apa yang dijual. Beliau pun bilang yang dijual adalah investasi di valuta asing yang ditawarkan kepada orang-orang kaya atau bos-bos besar yang sudah ada databasenya. Saya ambil kesimpulan, berarti “Saya harus menawarkan mereka untuk investasi di salah satu valuta asing tersebut..!!” dan berarti ini adalah yang dinamakan spekulasi dari nilai mata uang dan 100% saya bilang pada diri saya ini adalah Haram.
Kemudian secara tegas, saya bilang.. “Maaf Pak, saya mempunyai idealisme dan saya tidak menyetujui dengan hal ini karena dalam islam ini adalah haram”. Dengan bijak manajer tersebut berkata bila memang bertentangan dengan idealisme kamu tidak apa-apa dan CV saya pun dikembalikan, dalam perjalanan pulang ini yang kalau tidak salah yang saya ketahui dalam ekonomi kapitalis paling cepat untuk menjadi orang kaya raya sembari melihat beberapa mobil mewah lewat di pantai indah kapuk tersebut.
Alhamdulillah, ini adalah keputusan yang terbaik untuk menolak..
Karena saya masih ingin ikut dalam kafilah dakwah Rasulullah SAW....

Senin, Maret 29, 2010

Penghuni Surga Ya Pak ?



"Insya Allah kita semua penghuni surga ya Pak ?", ujar seorang lelaki tua diseberang antrian berwudhu untuk menunaikan shalat maghrib di Mesjid Stasiun Bekasi kepada lelaki di depannya yang sebaya dengannya. "Insya Allah, imbuh lelaki temannya itu".
          Sejenak setelah KRL EKSPRESS JAKARTA-BEKASI berhenti di stasiun terakhir, stasiun Bekasi. Bergegas akupun mencari tempat duduk sejenak untuk membatalkan shaumku dengan hidangan teh kotak dan sebuah donat yang kubawa dari kantor petang itu sebelum pulang. Perlahan donat dan teh kotak membasahi tenggorokan juga lidah serta mengisi perutku, memberi rasa manis di lidah. Glukosa yang dihasilkan menjadi karbohidrat sebagai energi yang dibutuhkan sesaat agar punggung mampu tegak berdiri dan lidah tak lunglai saat menyebut asmanya..
             Sesaat setelah berbuka, akupun ikut mengantri dalam barisan untuk berwudhu, satu demi satu secara rapih bergantian mengambil air wudhu dengan sabarnya. Sedikit demi sedikit antrian mulai maju semakin mendekati keran air dan tiba-tiba seorang lelaki paruh baya yang tak jauh dariku berucap pada temannya yang tepat didepannya.."Calon penghuni surga semua ya, Pak ?".
           Sesaat akupun merenung tentang kisah sahabat nabi yang bersedih saat tahu namanya bukanlah termasuk dari daftar yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah Sallahu'alayhiwassalam dan akupun ikut teringan pada kisah  sahabat yang tak disangka-sangka oleh sahabat lainnya adalah orang yang dijamin masuk surga sampai membuat penasaran sahabat lain untuk tahu keutamaan amalannya..
                Pertanyaan pun muncul apakah begitu mudahnya masuk surga ?
(Saat Maghrib di Stasiun Bekasi*29.03.10*) 

Senin, Januari 11, 2010

Pagi Ini…



            Pagi ini hari begitu kelam, mendung dan gerimis mewarnai langit dan alam Jakarta, Sang Ibu Kota. Dingin masuk dalam relung kulit kaki yang tak terlindungi sepatu kaos kaki. Karena pagi ini harus mengenakan sandal Eiger yang kurang lebih setahun ini menemani dan sampai kantorpun kaki kotor terkena beceknya jalanan.
            Sepanjang perjalanan banyak hal yang ku lihat kawan, yang sangat menajdi perhatianku ada beberapa hal yang ingin kuceritakan di pagi ini, ya pagi ini.. Hal pertama yang ku lihat seorang “bocah” perempuan yang diboncengi di motor hendak menuju ke sekolahnya, ku rasa dia masih duduk di Sekolah Dasar ekelas 1 atau 2 “Mungkin”. Gerimis yang turun membasahi jalan turut pula membasahi bocah itu meski hanya sedikit. Bocah itu sempat-sempatnya memainkan tangannya pada air yang tergenang di atas kain penutup bak mobil pick up itu. Aku pun tersenyum dibalik saputangan yang menutupi sebagian wajahku guna mengurangi polusi udara yang terhirup. Bisikku pada diri dan hati, “lugu sekali bocah ini, ada saja keisengan yang dia lakukan” dan saling-menyalip mobil dilakukan pengendara motor pada sedikit ruang antara mobil begitupun denganku.
            Kemudian tiba-tiba berhenti di perjalanan untuk sejenak bukan karena macet atau memang ingin berhenti, tapi ternyata seorang polisi dengan badan yang tinggi-besar sedang menyetop semua kendaraan untuk mempersilahkan beberapa wanita tua yang hendak menyeberang dan polisi itu sengan tersenyum kepada pemilik kendaraan yang diberhentikan.. Bisikku pada diri dan hati, mungkin ia polisi yang ramahd an murah senyum. Hmm….
            Ketika ditikungan pas sekali depan stasiun kereta api jatinegara dengan bangunan tuanya dan macet ayng selalu setiap lewat sana, hampir saja seorang tua dengan topinya di tengah gerimis yang memeluk Koran-koran yang tebal dengan berbagai nama media berjalan menyeberang memperhatikan sandal jepitnya yang putus tertabrak olehku, Alhamdulillah spontanku “mengerem” masih jauh darinya. Tiba-tiba bisikku kembali pada diri da hati, teringat syair seorang penyanyi terkenal di tanah air yang syair-syairnya mengandung makna sangat dalam. Ya, aku teringat sebuaah syair “Si Budi Kecil”, Ini sepenggal syairnya yang ku ingat..


Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan tugu Pancoran
Tunggu pembeli jajakan Koran

Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal


            Benar-benar dalam sekali makna syair ini kawan. Tapi yang kulihat bukanlah Si Budi Kecil Pancoran, tapi Si Tua Jatinegara. Teringatkupun pada ayat “Sesungguhnya mata (lahir) mereka tiada buta, tetapi hati yang dalam dada merekalah yang buta….” (Surat Al Hajj, XXII, ayat 46).

            Kawan andai saja kita mau menggunakan mata dan hati kita dalam perjalan hidup ini, akan banyak hikmah yang mampu kita ambil dari mereka dan alam bahkan dedaunan kering yang berguguranpun menginspirasiku untuk menulis syair.

Jakarta, 12 Jan 10
Pengembara Masa
arys.agusman@yahoo.co.id