Jumat, Oktober 30, 2009

Mata adalah Panglima hati


Mata adalah Panglima hati

Qs: An Naml ayat 61

Mata adalah panglima hati

Hampir semua perasaan dan perilaku awalnya dipicu oleh pandangan mata

Bila dibiarkan mata memandang yang dibenci dan yang dilarang maka  pemiliknya berada ditepi jurang bahaya

meskipun ia tidak sungguh-sungguh jatuh ke dalam jurang demikian potongan nasehat (Imam Gazhali dalam kitab Ihya Ulumuddin).

Beliau memberikan wasiat agar tidak menganggap ringan masalah pandangan. Ia juga mengutip bunyi sebuah syair “Semua peristiwa besar awalnya adalah mata lihatlah api besar yang berasal dari percikan api sama halnya dengan bunyi syair tersebut” sebagaimna salafusshalih mengatakan banyak makanan haram bisa menghalangi seseorang melaksanakan sholat tahajud di malam hari, banyak juga pandangan yang haram sampai menghalanginya membaca kitabullah.

Fitnah dan ujian tak pernah berhenti. Sangat mungkin kita kerap mendengar bahkan mengkaji masalah mata. Namun belum tentu kita termasuk dalam kelompok orang yang bisa memelihara matanya. Padahal seperti diungkapkan oleh Imam Gazhali tadi, orang yang keliru menggunakan mata, menggunakan pandangan berarti ia terancam bahaya besar karena mata adalah pintu paling luas yang bisa memberikan banyak pengaruh pada hati. Menurut Ibnu Qayyim mata dalah penuntun sementara hati adalah pendorong dan juga pengikut. Yang pertama mata memberikan kenikmatan pandangan sementara hati memiliki kenikmatan pencapaian. Dalam dunia nafsu keduanya adalah sekutu yang mesra. Jika terpuruk dalam kesulitan maka masing-masing akan mencela dan bercerai. 

Kata hati pada mata dalam sebuah dialog “Kaulah yang telah menyeretku pada kebinasaan dan mengakibatkan penyesalan karena aku mengikutimu beberapa saat saja. Kau lemparkan kelingan matamu ke taman dan kebun, atau dari kebun yang tak sehat. Kau salahi firman Allah yaitu hendaknya mereka menahan pandangannya. Kau salahi sabda Rasulullah, memandang wanita dalah panah beracun dari berbagai macam panah iblis. Barangsiapa yang meninggalkannya karena takut pada Allah maka Allah akan memberikan balasannya iman kepadanya yang didapati kelezatan dalam hatinya (HR. Ahmad)”

Namun mata berkata pula pada hatinya “Kau zalimi aku sejak awal hingga akhir, aku kukuhkan dosaku lahir dan batin padahal aku adalah utusanmu yang selalu taat dan mengikuti jalan yang kau kukuhkan. Rasulullah bersabda : ”sesungguhnya didalam tubuh itu ada segumpal darah bila ia baik maka seluruh tubuh akan baik pula dan jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah segumpal darah itu adalah hati. (HR. Bukhari dan Muslim).

Hati adalah raja dan seluruh tubuh adalah pasukannya. Jika raja baik, baik pula pasukannya. Jika raja buruk, buruk pula pasukannya. Wahai hati jika engkau dianugerahi pandangan tentu engkau tahu bahwa rusaknya pengikutmu karena kerusakan dirimu dan kebencian mereka adalah kebaikanmu. Sumber bencana yang menimpamu adalah  karena engkau tidak memiliki cinta kepada Allah, tidak suka dzikir kepada-Nya, tidak menyukai firman, asma dan sifat-sifat-Nya. Allah berfirman : “Sesungguhnya bukan mata itu yang buta, namun yang buta itu adalah hati yang ada di dalam dad (QS. Al Hajj:46)”.

 

Jumat, Oktober 23, 2009

Penjual Jamu keliling itu “Seorang Akhwat”


Oleh : Pengembara Masa

         Sore itu, ketika semburat merah jingga mulai menampakkan diri seiring terbenamnya sang surya tepat saat panggilan-panggilan penyeru yang terdengar begitu indah memanggil di jalan itu terlintas seorang akhwat yang mengayuh sepedanya seperti hendak menuju rumahnya setelah sore itu mencari secicip rezeki entah untuk dirinya saja atau keluarganya pula.

         Dia terlihat begitu muda sekilas, mungkin masih berumur 25 tahunan pikirku. Sepedanya layaknya sepeda para akhwat di kampusku yang biasa digunakan untuk berangkat kuliah, beraktivitas dakwah bahkan menghibur diri. Tak pernah ku lihat sosok penjual jamu itu sebelumnya setelah sekian lama aku tinggal di rumah ini. ya, memang semenjak beberapa tahun ini perkembangan dakwah di sekitar rumahku begitu pesat, bermacam-macam harokah yang ada sesuai dengan tuntunan ahli sunnah wal jamaah. Aktivitas kajian-kajianpun begitu banyak di sini, terlebih pada bulan Ramadhan kajian ba’da subuhnya begitu ku nanti setiap hari minggu selalu membahas tafsir Al Qur’an yang berganti-ganti setiap tahunnya mulai dari ummul kitab dna seterusnya.

        Aku sangat menikmati ketika sholat berjamaah disamping dengan seorang ikhwah dari salah satu harokah yang ada. Benar-benar begitu rapat hingga sejajar sisi kakiku dengannya bahkan mata kaki kami pun saling bersentuhan. Sering aku diberitahu kalo ada kajian dari mereka, hanya saja belum sempat aku bisa memenuhi undangan mereka. Berbicara seputar syariahpun begitu menarik, wangi parfum non alkoholnya begitu mewangi hidungku. Nikmat sekali.

         Hijab akhwat itu terlihat begitu rapih, seakan sudah tertarbiyah islamiyah dengan cukup baik. Tak ada lekukan tubuh dan pandai menjaga pandangan. Botol-botol jamu dan perlengkapan lainnya tersusun di keranjang depan sepedanya. Yang ku tahu dalam membuat jamu itu susah-suah gampang, perlu didiamkan beberapa hari terlebih dahulu dan sebagainya. Mungkin jamu yang dibawanya adalah jamu-jamu yang biasa dijajakan oleh penjual jamu lainnya, seperti jamu kencur, jamu hitam, air jahe dan lainnya.

............to be contiued......................